|
Sedekah Ramadhan |
Kedatangan bulan Ramadhan setiap
tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak,
beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah
bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari
kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan kelak,
tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari
betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan
kedatangan bulan Ramadhan.Mukmin Sejati Itu Dermawan
Salah satu pintu yang dibuka
oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah
melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak
bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan
lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan.
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat
Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa
kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu
Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia
membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani
dalam Shahihul Jami’, 1744)
Dari hadits ini demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan
bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat suka
meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang
mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
اليد العليا خير من اليد السفلى واليد العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة
“Tangan yang di atas lebih baik
dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan
tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari no.1429,
Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika
di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui agama dengan baik, sehingga
terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan), akan dicapai
kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا بأفضل المنازل
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba:
Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman
terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya
dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat
hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.”
(HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan Bersedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala
benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan
banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang
gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan
keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu
Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah
dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad
Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak
keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan
ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang
mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta
tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara keutamaan bersedekah antara lain:
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa
sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani
dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab
sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang
dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja
bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang,
mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah
merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa.
Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman
dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman
dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali
orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di
suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah,
yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah dengan
tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”
(HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang
dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan
kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak
akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para
ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama,
yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan
harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa
dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta
tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala
yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat
banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang
bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada
mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي
في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب
الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة
دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan
dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari
pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”.
Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat,
ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid,
maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan
yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari
no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu
bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian
karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang,
sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka
hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia
berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ،
عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق
إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل :
فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit
dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi,
yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang
bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar
di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya
tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit,
dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat
erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR.
Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita
buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang
setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.
Dan masih banyak lagi
dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang
yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi
wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling
dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan.
Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم
أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في
كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم
أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan
lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya
setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR.
Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah
seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik
radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR.
Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan
momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam
hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan
melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi,
tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam
hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan
kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nilai
manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana
angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus
terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani
dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang
mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama.
Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih
bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk lebih bersemangat
dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini
lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan
sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah
ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya.
Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به
“Setiap amal manusia akan
diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla
berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)
Dan sedekah, telah kita ketahui
keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung,
jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang
telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
“Orang yang shalat malam karena
iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR.
Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga amalan yang agung ini
terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya
adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam:
إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من
باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع
الصيام وصلى بالليل والناس نيام
“Sesungguhnya di surga terdapat
ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian
dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang
yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala
kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al
Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah,
2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa
besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala
puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih
lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah,
yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang
berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
“Orang yang memberikan hidangan
berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan
pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At
Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal hidangan berbuka puasa
sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air,
sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika
tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka
dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud,
dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat
pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu
lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah
di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih
dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang
senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Karena Engkau telah menghukum
saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)
Sehingga manusia enggan dan
berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan
hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين
“Jika datang bulan Ramadhan,
pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.”
(HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat
sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain.
Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia
lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang
diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di
bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan
wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan
Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan
ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ،
شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ،
و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى
فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه
الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما
كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن
ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال
: يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من
ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و
هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،
“Wahai manusia, telah datang
kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat
satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan.
Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan
menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa
(pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan,
ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain.
Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah
mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan
kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan
tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah
(ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang
yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas
dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala
seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang
berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan
sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang
memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu.
Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah
(ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al
Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At
Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al
Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di
Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani hadits ini
Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak
terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar
bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun
di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali
lipat. Berdasarkan hadits:
إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم
بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم
بها فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف
كثيرة
“Sesungguhnya Allah mencatat
setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah
menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak
mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna.
Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah
mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim
no.1955)
Oleh karena itu, orang yang
bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai
700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan
Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai
kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan
sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan
shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak
terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang
yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi
dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi
hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih
berlipat lagi.
Subhanallah…
Ayo jangan tunda lagi…
***
Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id