Sering enggak sih, pas nyalain tv terus udah ganti-ganti channel berapa
kali tapi enggak nemuin acara yang bagus? Saya sering. Ketika udah bosen
di kamar kost, enggak tau mau ngapain lagi plus stok DVD udah semuanya
di marathon, akhirnya saya nyalain si tv juga. Dari channel satu ke
channel yang lain saya ganti-ganti, tapi enggak ada yang bikin saya
tertarik untuk paling enggak mantengin 10 menitan aja. Saya masih lebih
memilih untuk nonton Spongebob Squarepants atau Teletubbies daripada
nontonin acara-acara yang semakin kesini kualitasnya bukan semakin baik,
tapi malah menurun. Kenapa saya bilang menurun? Nih, alasannya.
Sebelumnya, ini hanya pendapat saya pribadi ya. Semoga ada pihak dari
stasiun televisi yang membaca ini.
1. Tema Sinetron yang Hanya Percintaan
Sinetron Indonesia mana zaman sekarang yang enggak tentang percintaan?
Sudah temanya percintaan melulu, dikemasnya pun sangat tidak apik.
Kangen enggak sih nonton sinetron kayak Keluarga Cemara atau Si Doel
Anak Sekolahan? Saya dan teman-teman saya pernah memberikan kutipan
begini, “Hidup itu enggak seindah FTV”. Pernah nonton FTV kan? Tuh, yang
ditayangkan di salah satu tv swasta berinisial S. Cewek jualan
gado-gado bisa jadian sama cowok anak orang kaya. Cowok penggembala
kambing bisa jadian sama cewek model cantik dan seksi. Cerita unyu
seperti itu cuman ada di FTV. Ada lagi, cewek sama cowok tabrakan di
kampus, terus buku-buku si cewek berjatuhan, lalu mereka berpandangan,
dan jatuh cinta, dan jadian. Cerita serunya ada dimana coba?
Saya geli melihat salah satu iklan sinetron di salah satu tv swasta
berinisial T, mengenai sinetron terbarunya yang akan segera tayang, yang
diperankan oleh salah satu boy band terkenal di Indonesia. Well,
gambarnya sih bagus ya. Gambarnya doang. Ceritanya? Dramatis berlebihan.
Walaupun katanya tayang dengan format cerita yang berbeda dengan
sebelumnya, tapi ya isinya gitu-gitu aja. Dari iklannya aja saya udah
nggak tertarik, walaupun emang mereka bikin iklannya cukup niat ya.
Tapi, percuma kalau iklannya bagus, kualitas gambarnya bagus, tapi
isinya nonsense.
2. Acara Musik yang Terlalu Alay.
Saya masih ingat, dulu ada acara musik namanya MTV yang menurut saya
formatnya sebenarnya sudah cukup lumayan. Ehh, sekarang kok malah
menurun? Penontonnya penonton bayaran, yang rela joget-joget gaya
kucek-jemur baju. Halo, menurut saya sih ya, enggak usah ada penontonnya
segala deh. Enggak ada efeknya juga bagi yang nonton di rumah. Toh,
yang ditonton juga artis yang dateng, bukan penontonnya yang ada di
studio. Sadar enggak? justru itu letak annoying nya (pasti pada tau kan
acara musik mana yang saya maksud).
Saya juga sebal jika artis-artis yang didatangkan di acara musik itu
justru tampil dengan format lipsync. Acara musik, tapi males ngurusin
segala hal tentang sound systemnya, dan justru menyuruh si artis untuk
lipsync? Itu justru bikin orang-orang kecewa nontonnya. Orang juga jadi
enggak tau kualitas sebenarnya si artis. Akibatnya? banyak yang jadi
nyalah-nyalahin atau ngehina si artis kalau artisnya yang enggak
kompeten atau enggak layak ada di panggung entertain. Konyol enggak sih
kalau misalnya liat grup band lipsync? Jadi mereka pura-pura main gitar,
pura-pura main bass, pura-pura main piano, dan si vokalis cuman
mangap-mangap doang?
3. (Real)ity Show? Yakin itu real?
Pernah enggak sih meragukan kebenaran akan sebuah reality show yang
tayang di televisi? Kalau saya sih sering. Saya sering sekali merasa
geli, melihat salah satu reality show yang baru dua bulan ini tayang di
salah satu tv swasta berinisial R. Kalau saya bandingkan dengan acara
yang sama di Australia dan Amerika, jauh beda. Geli enggak sih liat
orang masak tapi dandannya menor banget? Pake eye shadow tebel, bedak
tebel, blush on nya tebel, kayak mau ke kondangan. Tau sih, tujuannya
mungkin biar semua kontestannya tampil good looking di layar tv, tapi
jadinya.. norak. Belum lagi, kontestan-kontestannya yang seringkali
berkespresi dangan ekspresi yang terlalu berlebihan bahkan terkesan
dibuat-buat. Sama sekali tidak natural. Reality show yang paling nggak
ketulungan parahnya, saya harus sebutkan yaitu Termehek-mehek. Sekarang
udah nggak ada kan ya. Bagus lah. Itu, yang paling nggak masuk akal.
Reaity Show yang paling mending itu cuman satu (menurut saya), yaitu
Bedah Rumah. Yang lainnya? Kayak semacam acara Cari Mantu, Penghuni
Terakhir, dan sejenisnya.. ya begitcyu deh.
4. Efek Gambar dan Visual yang Menggelikan.
Saya pernah nonton salah satu film di salah satu tv swasta berinisial I.
Ketika saya nonton, pas banget ada adegan anak kecil naik komodo tapi
komodonya bisa terbang. Pertama, komodo mana coba yang bisa terbang?
Kedua, visualisasinya itu lho.. bikin geli. Kentara banget kalau itu
bohongan. Mending kalau yang adegan naik burung elang, karena elang
emang bisa terbang. Nah ini, komodo. Please dong, itu tuh konyol nya
maksimal. Belum lagi kalau ada adegan kayak semacam naga terbang
nyemburin api, apinya itu lho.. efeknya enggak banget. Terus adegan
berkelahi dan mengeluarkan jurus yang mengeluarkan sinar dari tangannya
itu… hmm.. ya gitcyu deh. Power Rangers juga sama kok ngeluarin jurus
juga, tapi visualisasinya bisa bagus. Nah ini.. Mending bikin konsep
baru deh, daripada bikin film yang aneh-aneh kayak gitu. Geli.
5. Mulai Banyak yang Ambil Sumber dari Youtube.
Tau kan kalau saat ini banyak acara tv yang mengambil sumber dari
Youtube? Misalnya: Tujuh Kejadian Menarik Saat Pidato Presiden. Lalu
ditayangkan tujuh kejadian yang diambil dari youtube dengan kualitas
gambar yang boro-boro bagus. Saya jujur aja kurang suka dengan
acara-acara yang mengambil sumber dari youtube. Oke, memang itu lebih
edukatif daripada nayangin sinetron gak jelas. Tapi nih, agak malesin
melihat tontonan yang seperti terlalu ala kadarnya. Maksudnya, kita
sebagai penonton.. menonton acara dengan kualitas gambar yang tidak
bagus dan hanya bersumber dari youtube, yang sebenarnya itu begitu
menguntungkan si pihak televisi yang menayangkan itu. Maksudnya, hanya
dengan bermodalkan youtube, mereka bisa meraup untung banyak karena
enggak butuh banyak modal untuk membuat sebuah acara. Modalnya ya
download doang dari internet. Menyebalkan. Padahal, kenapa mereka enggak
bikin dokumentasi sendiri ya? Dengan format yang lebih kreatif dan
menarik, bukan cuman sekadar copas dari youtube.
6. Too Much Gossips.
Coba lihat saja, pagi siang malam pasti ada acara gosip. Malesnya lagi,
kalau melihat acara gosip yang pembawa acaranya suka nyinyirin dan
nyindirin orang yang sedang digosipin. Mulutnya itu lho, pedes banget
kalau ngomentarin orang. Ada juga host yang kalau bawain acara gosip,
ekspresinya berasa itu tuh berita penting banget. Padahal beritanya
cuman tentang si artis cilik yang lagi makan rendang sama opor di
rumahnya saat Idul Fitri. Krik krik. Soal acara gosip ini, sudah banyak
lah ya kompasianer yang bahas. Semuanya udah pada tau kalau acara gosip
di kita itu lebay nya kayak gimana.
Terus inginnya acara seperti apa sih, Sit?
Saya rindu program-program semacam National Geographic. Bisa juga
menayangkan program semacam CNN Go, jadi mengeksplor berbagai macam
negara dari berbagai sisi. Saya rindu acara kuis bermutu semacam Tak Tik
Boom, Who Wants to be a Millionaire, Siapa Berani, atau Bersatu Dalam
Melodi. Saya ingin sinetron yang nggak cuman mentingin rating tapi juga
kualitas. Bukan melulu soal cinta tapi bisa tentang keluarga, religi,
persahabatan, atau action (tapi dengan kualitas gambar dan efek visual
yang bagus), dan tidak perlu dalam episode yang super panjang dan
bertele-tele. Saya juga ingin melihat ada acara anak-anak di setiap hari
Sabtu dan Minggu, bahkan setiap hari. Saya juga ingin acara yang tidak
membohongi dan membodohi penontonnya. Indonesia itu sebenernya bisa
bikin acara yang bermutu, tapi sayangnya masih banyak yang pelit. Lebih
mencari sesuatu yang bisa menghasilkan banyak keuntungan dengan modal
yang minim, dan mengabaikan kontennya. Yang penting untung. Gimana mau
bisa melangkah maju kalau terus begitu? Kita terlalu berada di zona
nyaman, enggak berani untuk bikin sebuah gebrakan yang kreatif dan
menarik. Enggak ingin ya, punya program acara tv yang bisa go
internasional?